Dr. Taufan Hunneman Ketua Umum Forum Bersama Bhinneka Tunggal Ika.
TRIBUNCHANNEL.COM – JAKARTA – Hari Bhayangkara, yang diperingati setiap tanggal 1 Juli, adalah momen penting dalam sejarah Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Hari ini menandai peringatan berdirinya Polri yang telah memainkan peran vital dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia.
Sejak didirikan pada tahun 1946, Polri telah berkembang menjadi institusi yang modern dan profesional, berkomitmen untuk melindungi dan melayani masyarakat.
Dan sejak era reformasi bergulir di Indonesia pada 1998, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengalami transformasi signifikan menuju lembaga yang lebih terbuka dan akuntabel.
Transformasi ini tentunya membawa perubahan besar dalam struktur dan budaya Polri, menjadikannya lebih transparan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan tuntutan masyarakat di era reformasi yang menginginkan Polri yang lebih terbuka dan bersinergi dengan masyarakat.
Dan seiring berjalannya waktu, Polri menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Ancaman keamanan tidak lagi hanya datang dalam bentuk kejahatan konvensional, tetapi juga kejahatan siber, terorisme, dan penyalahgunaan narkoba.
Polri dituntut untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kapasitasnya agar dapat menangani berbagai ancaman tersebut dengan efektif.
Memang, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di internal Polri, diantaranya pembenahan anggotanya agar bisa lebih maksimal melayani masyarakat.
Tak sedikit kasus yang terjadi dan menciderai nama baik institusi Polri. Salah satu yang paling menjadi sorotan publik adalah kasus Ferdy Sambo pada 2022 lalu.
Namun, anggota kepolisian yang terlibat kasus tersebut diseret ke pengadilan hingga dijatuhi vonis hakim. Ini menunjukkan kalau Polri adalah institusi yang tegas dan tidak tebang pilih, bahkan pada anggotanya sendiri.
Hal itu juga menjadi bukti nyata kalau perbaikan demi perbaikan terus dilakukan di tubuh Polri, sehingga membuat institusi ini semakin matang diusianya yang telah menginjak 78 tahun.
Di Hari Bhayangkara 2024 ini, kami dari Forum Bersama Bhinneka Tunggal Ika memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada Polri.
Kami melihat, presisi Polri sebagai niat baik dan itikad positif harus didukung. Namun untuk memaksimalkan hal tersebut, Polri perlu memperkuat kemitraannya dengan TNI.
Sebab, TNI dan Polri sejatinya merupakan elemen penting milik rakyat Indonesia dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasional.
Kedua institusi ini memiliki peran dan fungsi yang berbeda namun saling melengkapi, sehingga kolaborasi yang efektif di antara mereka sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan keamanan.
Kami melihat, sinergitas TNI dan Polri dalam segala aspek, sejauh ini telah tumbuh dan berjalan dengan sangat baik.
Salah satu bukti nyata yang bisa kita amati dan rasakan bersama adalah sinergitas TNI dan Polri dalam mengamankan Pemilihan Umum 2024 yang lalu.
Berkat peran serta TNI dan Polri, kita telah berhasil menjalankan pemilu dengan sangat baik, tanpa ancaman, gesekan dan konflik horizontal.
Alhasil, kini rakyat Indonesia akan memiliki pemimpin baru yang mumpuni, hasil pilihan masyarakat dari pemilu yang berkualitas.
Tradisi kolaborasi antara TNI dan Polri tentunya harus berlanjut dan terus diperkuat lagi di era pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming.
Pemberian tanda kehormatan Bintang Bhayangkara Utama dari Polri kepada Prabowo pada 20 Juni 2024 lalu, seakan menjadi bukti kalau sinergitas TNI Polri akan semakin baik di pemerintahan mendatang.
Pemberian tanda kehormatan itu merupakan bentuk apresiasi Polri pada Prabowo yang memiliki latar belakang militer (TNI).
Karena itulah, kami yakin sinergitas antara TNI dan Polri akan semakin maksimal di kemudian hari. Niscaya kehidupan berbangsa makin kondusif, karena stabilitas negara terjaga dengan baik.
Jakarta, 1 Juli 2024
Dr. Taufan Hunneman
Ketua Umum Forum Bersama Bhinneka Tunggal Ika.
(Hari Setiawan/Red)