Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melakukan pengabdian masyarakat dengan membuka layanan kelas parenting bagi orang tua
TRIBUNCHANNEL.COM – Kota Pekalongan – Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 Tahun 2024, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melakukan pengabdian masyarakat dengan membuka layanan kelas parenting bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) dan bersekolah di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pekalongan, Senin (11/11/2024). Dengan menghadirkan sejumlah tenaga psikolog, okupasi terapi, dan terapis wicara, para orang tua bisa berkonsultasi secara gratis terkait permasalahan tumbuh kembang putra-putri istimewanya ini.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Tri Nurtiyasih mengungkapkan bahwa, kegiatan kelas parenting dalam rangka HKN ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman orang tua dalam memberikan pengasuhan yang baik pada anak terutama bagi anak inklusi. Mengingat, orangtua menjadi peran penting dalam mendidik anak. Sebab, didalam keluarga tersebut anak anak dibesarkan dengan limpahan kasih sayang yang tulus dari orang tua.
“Keikhlasan dalam mendidik anak juga menjadi hal penting, dimana pengasuhan dari orang tua merupakan pola interaksi antara anak dan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan kebutuhan fisik saja tetapi meliputi kebutuhan psikologis,”ucap Tyas, sapaan akrabnya.
Menurutnya, anak-anak inklusi memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta memperoleh layanan kesehatan yang memadai, tidak hanya pada anak-anak yang mengenyam pendidikan formal saja.
“Kami memberikan pembekalan kepada orang tua yang memiliki anak-anak inklusi yang bersekolah di SKB ini. Meski anak-anak inklusi ini sudah belajar di SKB, namun waktu mereka juga banyak menghabiskan waktu dengan belajar di rumah bersama orang tuanya. Jadi, kami berharap, para orang tua dapat melakukan pendampingan dan pengasuhan yang baik terhadap anak-anak mereka. Kami juga mendorong kepada puskesmas setempat agar kegiatan screening kesehatan juga bisa menyasar anak-anak inklusi di SKB ini,”ujarnya.
Tyas menyebutkan, dalam rangka HKN yang diperingati setiap tanggal 12 November ini, Dinkes Kota Pekalongan mengadakan serangkaian kegiatan menarik diantaranya perlombaan antar tenaga kesehatan, bakti sosial berupa donor darah yang bertempat di RSUD Bendan, kegiatan pengabdian masyarakat di SKB. Kemudian, ada pemeriksaan gratis dari dokter spesialis bertempat di Puskesmas Kusuma Bangsa, anjangsana ke beberapa senior tenaga kesehatan yang sedang sakit dan membutuhkan dukungan, dan puncak HKN digelar upacara peringatan HKN serta seminar kesehatan baik yang menyasar masyarakat maupun tenaga kesehatan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kota Pekalongan.
“Dalam peringatan HKN ini, semoga masyarakat Kota Pekalongan semakin meningkat derajat kesehatannya, insan kesehatan dapat melayani kesehatan masyarakat dengan sebaik-baiknya,”harapnya.
Ditambahkan koordinator pengabdian masyarakat sekaligus Direktur Rumah Sakit HA Zaky Djunaid, dr Emy Widyarti menuturkan, kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka HKN kali ini sengaja mengambil sasaran para orang tua dan anak-anak inklusi yang bersekolah SKB untuk memberikan pengetahuan kepada para orang tuanya agar mereka bisa mendidik anak-anak inklusinya dengan sangat baik, terutama ketika anak-anak ini mengikuti kegiatan keseharian di rumah.
“Kami ingin memberikan bekal kepada orang tua bahwa anak-anak mereka juga bisa diberikan pembelajaran di rumah usai mengikuti kegiatan belajar mengajar di SKB ini,”ungkap dr Emy.
dr Emy menjelaskan, dalam kegiatan ini turut melibatkan tenaga kesehatan dari psikolog kesehatan, terapi wicara, dan okupasi terapi. Dimana, terapi wicara ini akan membantu menjawab permasalahan anak-anak inklusi ini agar bisa belajar berbicara, mengucap dan mengeja dengan jelas dan lancar.
“Okupasi terapi bisa melatih anak-anak motorik halus anak-anak seperti cara memakai baju, berganti pakaian, menulis, menyisir rambut, menggosok gigi dan sebagainya. Dalam kegiatan ini, tenaga okupasi terapi dan terapi wicara akan banyak menggunakan alat peraga seperti alat berbentuk huruf, kata, memasang dan menyusun benda-benda di tempat yang benar. Kami harapkan, orang tua bisa berperan aktif melanjutkan pembelajaran di rumah terhadap anak-anaknya sesuai apa yang diajarkan terapis pada kegiatan ini,” katanya.
Kegiatan fasilitasi kelas parenting ini disambut baik oleh Kepala Sekolah SKB Kota Pekalongan, Bonari. Ia mengapresiasi atas kegiatan pengabdian masyarakat yang menyasar orang tua dan anak-anak didiknya ini terutama kelas inklusi dari kelas 1, 2, dan 3 sebanyak 34 anak. Bonari berharap, orang tua dari anak-anak istimewa ini memiliki wawasan dan pengetahuan dalam mendampingi dengan sabar anak-anaknya.
“Banyak sekali yang bisa dikonsultasikan oleh para orang tua kepada tenaga kesehatan sesuai kebutuhan tumbuh kembang anaknya. Mereka bisa bertanya dan sharing pengalaman serta mendapatkan ilmu baru mengenai tugas dan peran serta orang tua dalam menghadapi anak-anak inklusi di rumah. Sehingga, proses mendidik anak di sekolah dapat seimbang dengan didikan yang dilakukan orang tua di rumah,”bebernya.
Hal senada diungkapkan salah satu orang tua yang memiliki anak inklusi di SKB, Abrori. Abrori merasa bersyukur anak istimewanya bisa meneruskan pendidikannya di SKB ini. Ia bercerita, pada awalnya anaknya ini sudah pernah disekolahkan, namun belum bisa berjalan, dan hanya bisa duduk saja. Sehingga, membuatnya harus fokus melaksanakan terapi jalan terlebih dahulu untuk anaknya dan sekolahnya sempat berhenti.
“Setelah terapi, Alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa berdiri dan berjalan. Anaknya memiliki kemauan belajar yang tinggi. Sebelumnya, mau Saya sekolahkan ke SDLB Kota Pekalongan yang ada di Jalan Kurinci, namun ternyata disitu sudah penuh siswanya dan disarankan melanjutkan SKB ini. Alhamdulillah bisa masuk di SKB Kota Pekalongan,”papar Abrori.
Sebagai orang tua, Abrori mengaku sangat senang dan terbantu adanya kegiatan kelas parenting ini yang membuatnya bertambah wawasan dan ilmu dalam mendampingi anaknya yang berkebutuhan khusus.
“Manfaatnya tentu sangat banyak, kami bisa saling sharing dengan orangtua lain maupun tenaga psikolog serta terapi disini terkait kendala atau permasalahan tumbuh kembang serta kesehatan anak-anak kami. Terlebih, layanan konsultasi ini gratis. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini bisa diadakan secara berkala, “pungkasnya.
Red