Pondok Pesantren Al Badriyyah 2 Rayungkusuman Mranggen Kab. Demak menyelenggarakan ziarah ke makam para wali dan muassis Nahdlatul ‘Ulama.
TRIBUNCHANNEL.COM – Demak – Pondok Pesantren Al Badriyyah 2 Rayungkusuman Mranggen Kab. Demak menyelenggarakan rihlah akhirissanah atau tur tutup tahun dengan ziarah ke makam para wali dan muassis Nahdlatul ‘Ulama. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk meneguhkan Islam Aswaja bagi para santri.
Ziarah ke makam para wali dan muassis Nahdlatul Ulama ini berlangsung selama 2 hari, Senin Selasa (10-11/6/2024).
Mereka berziarah ke makam Sunan Kalijaga (Demak), Mbah Sambu (Sayid Abdurrahman), KH. Ma’shoem Ahmad (Lasem), Sunan Bonang (Tuban), Sunan Ampel (Surabaya), Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, KH. Abdurrahman Wahid (Jombang) dan KH. Muhammad Kholil Bangkalan (Madura).
Kegiatan ini didampingi oleh pengawas dan asatidz Pesantren Al Badriyyah 2 Mranggen. Salah satu ustadz, Fuad zen menyatakan sejumlah wali yang tersebar di tanah air memberikan pelajaran berharga dalam menyebarkan Islam, sehingga sangat layak bagi kaum muslimin untuk menziarahi makam mereka.
Pelajaran sangat berarti dari kegiatan ziarah ini adalah meningkatkan semangat pantang menyerah dalam menyebarkan Islam di seluruh pelosok tanah air.
“Karena para wali telah memberikan teladan bagaimana mengenalkan Islam sehingga menjadi agama mayoritas yang dipeluk di negeri ini,”tuturnya.
Lanjutnya, tradisi menziarahi kubur para ulama juga harus terus ditradisikan karena hal itu merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan ajaran Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang dibawa para ulama.
“Menziarahi kubur para ulama, untuk mengenalkan kepada para santri tentang bagaimana para ulama berjuang mempertahankan tradisi dan ajaran Ahlu Sunnah wal Jama’ah,” imbuhnya.
Kegiatan Ziarah ini memang menjadi agenda tahunan yang ditradisikan oleh Pengasuh pesantren Al Badriyyah Mranggen KH. Muhibbin Muhsin Alhafidz.
Para santri terlihat antusias dan khusyuk dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia dan nilai-nilai keislaman yang penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di setiap makam, para santri diajak untuk berdo’a, mengenang jasa para wali, dan mempelajari sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar santri, pengurus dan membangun rasa kebersamaan.
Menurut Pengawas Pesantren, Ahmad Dliya’uddin Zabidi ziarah makam ini juga berarti dzikrul maut atau mengingat kematian sebagai sebuah pelajaran berharga. “Sebab, dengan mengingat kematian dan kehidupan setelahnya akan menghasilkan pribadi yang sadar batasan diri, terhindar dari ketamakan dunia, dan berbagai sifat yang tidak baik,” ungkapnya.
Sambungnya, melalui kegiatan ini para santri juga dapat mempraktekkan sholat jama’ ketika melaksanakan perjalanan jauh. Diharapkan juga mereka memiliki semangat dan dedikasi dalam menjalankan dan menuntut ilmu pengetahuan yang dijarkan oleh para Asatidz di pesantren.
Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi para santri, tetapi juga bagi Pesantren Al Badriyyah 2 secara keseluruhan. Pesantren Al Badriyyah 2 Rayungkusuman Mranggen dapat menunjukkan komitmennya dalam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada para santrinya. “Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin tahunan Pesantren Al Badriyyah 2 untuk terus menanamkan nilai-nilai keislaman dan kecintaan kepada para wali Allah SWT dan ulama’ kepada para santri, ”pungkasnya.
(Ben Zabidy – 081325672112/Mranggen)
(RED)