UNDIP terus menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
TRIBUNCHANNEL.COM –Temanggung – Desa Bojonegoro,(4/08/2024) UNDIP terus menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mengusung pendekatan multidisipliner dan monodisipliner, program ini melibatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
Stunting adalah masalah yang signifikan di Desa Bojonegoro, Kabupaten Temanggung, dengan angka prevalensi tinggi pada tahun 2023 mencapai 28%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kabupaten yang berada di angka 22%.
Angka tersebut menunjukkan bahwa hampir 3 dari 10 anak di Desa Bojonegoro mengalami stunting, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan kognitif mereka. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 3 dari 10 anak di Desa Bojonegoro mengalami stunting, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Penyebab utama stunting di Desa Bojonegoro antara lain kurangnya akses terhadap makanan bergizi, sanitasi yang buruk, serta kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya gizi dalam perkembangan anak.
Data BPS menunjukkan bahwa 45% rumah tangga di desa ini tidak memiliki akses terhadap sanitasi layak, dan 35% ibu hamil tidak mendapatkan asupan makanan yang mencukupi standar gizi.
Salah satu penyebab terjadinya balita stunting dikarenakan masih rendahnya asupan makanan bergizi, sehingga ibu mengalami kurang nutrisi saat kehamilan dan menyusui Salah satu pemasalahan yang dihadapi dalam pencegahan stunting adalah minimnya pengetahuan para ibu rumah tangga dalam memenuhi ketersediaan gizi keluarga.
Para ibu rumah tangga masih menilai bahwa pemenuhan gizi harus dengan biaya yang tinggi. Minimnya pengetahuan ini membuat para orang tua tidak mampu memenuhi ketercukupan gizi anak ditengah rendahnya kemampuan ekonomi.
Sebagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah stunting di Desa Bojonegoro, diperkenalkan program pembuatan cookies dari daun kelor. Daun kelor dikenal memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, termasuk vitamin A, C, kalsium, protein, dan zat besi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.
Tim KKN Desa Bojonegoro telah berhasil menciptakan inovasi baru yang potensial dalam mendukung kesehatan masyarakat setempat. Program unggulan ini berfokus pada pengembangan produk bernama ‘CoKeLat’ (Cookies Daun Kelor Sehat) yang diformulasikan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk pencegahan stunting.
Dengan memanfaatkan potensi alam lokal, yaitu daun kelor yang kaya akan nutrisi, program ini tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah stunting, tetapi juga memperkenalkan cara baru dalam memanfaatkan sumber daya alam desa secara berkelanjutan.
Stunting merupakan salah satu tantangan kesehatan yang masih menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Desa Bojonegoro. Masalah ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang dialami anak-anak dalam periode kritis pertumbuhan, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
Dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif anak. Menyadari pentingnya intervensi gizi yang tepat, Tim KKN Desa Bojonegoro memutuskan untuk mengembangkan produk PMT yang tidak hanya bergizi tetapi juga mudah diterima oleh anak-anak.
CoKeLat dibuat dengan bahan utama daun kelor, yang secara ilmiah telah terbukti mengandung vitamin A, vitamin C, kalsium, dan protein yang tinggi. Kandungan nutrisi yang kaya ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, khususnya dalam mencegah stunting.
Selain itu, CoKeLat juga dirancang dengan rasa cokelat yang disukai anak-anak, sehingga diharapkan anak-anak lebih antusias untuk mengonsumsi makanan yang sehat ini.
Proses pembuatan CoKeLat melibatkan masyarakat desa, terutama ibu-ibu rumah tangga, yang dilatih secara khusus oleh Tim KKN. Pelatihan ini mencakup cara memilih dan mengolah daun kelor menjadi bahan baku yang siap digunakan dalam pembuatan cookies.
Selain itu, warga juga diajarkan teknik pembuatan cookies yang higienis dan sesuai dengan standar gizi yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar produk CoKeLat tidak hanya bermanfaat dari segi kesehatan, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga desa.
Peluncuran produk CoKeLat mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah desa dan dinas kesehatan setempat. Sebagai langkah awal, CoKeLat didistribusikan kepada keluarga-keluarga di desa yang memiliki anak balita.
Program ini juga dilengkapi dengan edukasi gizi kepada orang tua mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi tumbuh kembang anak. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada distribusi produk, tetapi juga pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi.
Keberhasilan program ini diukur melalui beberapa indikator, salah satunya adalah penurunan angka stunting di desa dalam beberapa bulan ke depan. Tim KKN juga berencana untuk melakukan monitoring rutin terhadap perkembangan anak-anak yang mengonsumsi CoKeLat, serta mengumpulkan umpan balik dari masyarakat mengenai efektivitas dan rasa produk ini.
Hasil dari monitoring ini akan menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan produk lebih lanjut. Selain dampak langsung pada kesehatan anak-anak, program CoKeLat juga diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses produksi, program ini membuka peluang untuk pengembangan usaha kecil berbasis produk lokal. Jika program ini berhasil, Tim KKN berharap CoKeLat dapat diproduksi secara massal dan dipasarkan ke wilayah yang lebih luas, bahkan ke tingkat nasional.
Program KKN Desa Bojonegoro dengan inovasi CoKeLat ini menunjukkan bagaimana pendekatan kreatif dan kolaboratif dapat menciptakan solusi yang efektif untuk masalah kesehatan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat setempat, CoKeLat diharapkan dapat menjadi model yang dapat diadopsi di desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa.
Kami percaya bahwa melalui upaya yang berkelanjutan dan kerjasama yang baik, Desa Bojonegoro dapat menjadi desa yang bebas stunting, dengan anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas.
SAS/Red