Anak menjadi salah satu kelompok usia yang paling rentan terpapar. Contoh bahayanya adalah maraknya konten digital yang negatif
TRIBUNCHANNEL.COM – Kota Pekalongan – Keberadaan media digital dalam berbagai kelompok usia sangat masif. Anak menjadi salah satu kelompok usia yang paling rentan terpapar. Contoh bahayanya adalah maraknya konten digital yang negatif. Era Digital memberi kemudahan bagi masyarakat mengakses konten media secara cepat. Sebagai orang tua dituntut lebih cermat dan cerdas sebagai filter bagi anak-anaknya dalam memberikan pemahaman literasi kepada anaknya. Hal ini ditegaskan oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid saat memberikan sambutan pada kegiatan Roadshow Bunda Literasi ke Perpustakaan Masyarakat (Perpusmas) Nusantara, Jalan Nusantara Indah RT 03 RW 13, Pabean, Kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan, Selasa siang (17/9/2024).
Menurutnya, perlunya pendampingan orangtua dalam memanfaatkan literasi digital ini agar anak lebih mencintai budaya lokal dan terhindar dari pengaruh konten buruk yang disajikan.
“Jika dahulu tradisinya adalah ada dongeng sebelum tidur, kalau sekarang android sebelum tidur. Dahulu orangtua kita sering menceritakan kisah cerita kerakyatan, kisah nabi maupun kepahlawanan. Namun, perubahan zaman yang serba digitalisasi ini tidak bisa dihindari supaya anak itu bisa tenang dan bisa tidur,”ungkap Mas Aaf, sapaan akrabnya.
Kendati demikian, digitalisasi ini perlu disikapi dengan bijak. Dimana, orangtua diharapkan dapat mendampingi anak menonton atau menyajikan konten-konten yang edukatif dan bermanfaat bagi literasi anaknya melalui smartphone yang dimiliki. Sebagai contoh, dengan memanfaatkan smartphone tersebut bisa mendownload cerita-cerita rakyat, kisah nabi, tarian tradisional maupun budaya-budaya asli Indonesia.
“Jangan anak ini justru malah dipertontonkan dengan budaya luar seperti lagu-lagu dan dance Korea, tetapi tidak bisa menari tarian tradisional budaya maupun hafal lagu-lagu daerah sendiri. Itu sama saja konten tidak mendidik. Literasi digital menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh setiap orangtua dalam mendidik anak-anaknya terutama dalam masa pertumbuhan,”tegasnya.
Sementara itu, Bunda Literasi Kota Pekalongan, Hj Inggit Soraya menjelaskan, roadshow Bunda Literasi yang sekian kalinya ini bertujuan untuk mengkampanyekan budaya membaca buku di tengah masyarakat. Sebab, saat ini dihadapkan dengan perubahan zaman yang berbeda dan serba digital. Digitalisasi memang tidak dapat dihindari.
“Kalau dulu membaca harus menggunakan buku, sekarang membaca atau mencari informasi bisa melalui gadget. Tetapi, bagaimana hal ini tetap menyeimbangkan digitalisasi itu tanpa meninggalkan membaca buku. Sebab, pada dasarnya melalui buku-buku ini lebih akurat dan tidak ada hoaks,”ungkap Inggit.
Selain itu, Inggit menekankan, adanya roadshow ini untuk mengajak orangtua supaya sadar betul bahwa kebiasaan-kebiasaan penanaman budaya literasi pada anak perlu digiatkan kembali.
“Kalau tidak dipaksa dan membiarkan begitu saja memang tidak akan jalan. Tapi, jika kebiasaan membaca buku ini sudah dikenalkan sejak dini, maka hal ini akan memiliki dampak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak nantinya, “pungkasnya.
Red