Perumahan Mulia Residence di Pekalongan Terisolasi Akibat Perseteruan Antar Pemerintah Desa dan Pengembang: Warga Jadi Korban Konflik Tanah yang Tak Berujung

- Jurnalis

Sabtu, 2 Maret 2024 - 11:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Awak media dan Advokad cek lokasi perumahan Mulia Residence di Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan

TRIBUNCHANNEL.COM – Pekalongan – Jawa Tengah Belasan warga Perumahan Mulia Residence di Desa Sastrodirjan, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, terjebak dalam perseteruan antara pemerintah desa dan mantan kepala desa dengan pihak pengembang. Konflik ini menyebabkan dua akses keluar-masuk kompleks ditutup, memisahkan warga dari dunia luar.

 

“Pintu depan perumahan diportal oleh mantan Kades, hanya motor yang bisa lewat. Lalu pintu belakang dilarang lewat oleh pihak desa dengan alasan tanah bengkok sehingga harus ada izin,” ungkap seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.

 

Penutupan akses jalan telah berlangsung lebih dari satu tahun, tanpa penyelesaian meskipun sudah dimediasi beberapa kali, bahkan hingga ke tingkat kecamatan. Akibatnya, Perumahan Mulia Residence menjadi seperti kompleks mati yang terisolasi, membuat calon penghuni ragu untuk membeli rumah dan yang tidak tahan memilih pergi.

 

“Dari 132 unit rumah yang dibangun, hanya 17 rumah yang dihuni. Itu pun karena terpaksa,” ungkap seorang warga, menunjuk puluhan rumah kosong yang siap huni.

 

Ia menjelaskan konflik bermula dari akses penghubung antara desa dengan Perumahan Mulia Residence diklaim olah oknum mantan kades setempat sebagai miliknya, padahal jalan tersebut milik desa tetangga yang sudah dilakukan tukar guling karena suatu sebab.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Pemulihan Pasca Bencana Banjir Harus Segera Dilakukan

 

Untuk menguatkan klaim tersebut kabarnya oknum kades itu mengaku memiliki sertifikat dan melakukan penutupan akses jalan warga Perumahan Mulia Residence dan menolak membuka akses sebelum dibayar oleh pengembang.

 

“Hal yang sama juga terjadi di akses pintu belakang perumahan. Pihak desa meminta imbal balik Rp 200 juta kepada pengembang bila ingin melewati jalan yang merupakan tanah bengkok milik desa tersebut,” jelasnya.

 

AM membeberkan pihak pengembang tidak memiliki persoalan dengan warga Desa Sastrodirjan, hal itu dibuktikan dengan disetujuinya permintaan Ambulan Siaga oleh pengembang pada saat pertemuan.

 

Namun rupanya keinginan warga memiliki Ambulan Siaga tidak mendapat persetujuan dari pihak desa dengan dalih tidak melalui musyawarah yang melibatkan perangkat desa.

 

“Pihak desa ingin pengembang membayar kompensasi sebesar Rp 200 juta tunai kalau ingin melewati tanah bengkok yang selama ini biasa dilalui truk muatan batu split milik warga setempat yang berlokasi di dekat perumahan,” terangnya.

Baca Juga :  Lindu Aji Cokro Joyo Grabag Magelang Gelar Santunan Anak Yatim

 

Ia menduga sikap pihak desa maupun oknum mantan kades itu memiliki motif mencari keuntungan materi dengan memanfaatkan situasi kisruh sengketa tanah yang tidak selesai, akibatnya warga perumahan menjadi korban. 

 

Sementara Sekretaris Desa (Sekdes) Sastrodirjan, Ahmad Zuhri tidak menampik adanya larangan melewati tanah bengkok tanpa ada azas kemanfaatan yang diterima desa. Namun permintaan kompensasi itu dilakukan untuk kepentingan masyarakat seperti memperbaiki Gedung Balai Desa.

 

“Kalau soal Ambulan Siaga itu menjadi urusan warga dengan pengembang. Kami merasa dilewati tidak dilibatkan, padahal sudah ada tanah bengkok yang menjadi kewenangan kami untuk bisa dilewati dengan cara memberikan kompensasi ke desa,” tukasnya.

 

Pihaknya sudah memberikan rincian Rencana Anggaran Belanja (RAB) perbaikan kantor desa sebesar Rp 200 juta, namun pihak pengembang hanya menawar Rp 60 juta. Karena tidak ada kesepakatan akhirnya tidak terealisasi.

 

“Kami keberatan karena kalau dihitung kurangnya masih banyak hingga akhirnya sampai sekarang tidak terlaksana. Anggaran RAB itu ada azas manfaat buat desa,” cetusnya. 

 

Dikin/Red

Berita Terkait

Kilas Balik Kesuksesan PON XXI, PB PON XXI Wilayah Sumut Gelar Pameran Foto Saujana Arena Drama
Kasat Lantas Polres Demak Sosialisasi Kepengguna Jalan, Giat Simpatik Operasi Zebra Candi 2024
Korban Kebakaran Rumah di Desa Tanjungsari Mendapat Perhatian Dari Pemuda Pancasila PAC Weleri dan Rowosari
38 Personel Polres Demak Terima Penghargaan Dari Kapolres
Kenaikan Sabuk Jambon Siswa Rayon Harjosari Bawen, Harus Semangat Berlatih
Diduga Ada Gudang Untuk Penimbun Solar Ilegal Milik Yopi dan Nanda Anak Pensiunan Polisi, APH Harus Tegas
Mafia Ngangsu Solar Subsidi Diduga Masih Eksis di SPBU 44.562.09 Candiroto, APH dan SBM Pertamina Kemana?
Pemkot Beri Edukasi Jaminan Sosial dan Akses Keuangan Bagi Pelaku Usaha

Berita Terkait

Selasa, 22 Oktober 2024 - 16:23 WIB

Kilas Balik Kesuksesan PON XXI, PB PON XXI Wilayah Sumut Gelar Pameran Foto Saujana Arena Drama

Selasa, 22 Oktober 2024 - 16:17 WIB

Kasat Lantas Polres Demak Sosialisasi Kepengguna Jalan, Giat Simpatik Operasi Zebra Candi 2024

Selasa, 22 Oktober 2024 - 06:35 WIB

Korban Kebakaran Rumah di Desa Tanjungsari Mendapat Perhatian Dari Pemuda Pancasila PAC Weleri dan Rowosari

Senin, 21 Oktober 2024 - 12:56 WIB

38 Personel Polres Demak Terima Penghargaan Dari Kapolres

Minggu, 20 Oktober 2024 - 15:22 WIB

Kenaikan Sabuk Jambon Siswa Rayon Harjosari Bawen, Harus Semangat Berlatih

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:24 WIB

Mafia Ngangsu Solar Subsidi Diduga Masih Eksis di SPBU 44.562.09 Candiroto, APH dan SBM Pertamina Kemana?

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 09:57 WIB

Pemkot Beri Edukasi Jaminan Sosial dan Akses Keuangan Bagi Pelaku Usaha

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 09:53 WIB

Penampilan Deville Semarakkan Pembukaan POPDA 2024 di Kota Pekalongan

Berita Terbaru

Berita

38 Personel Polres Demak Terima Penghargaan Dari Kapolres

Senin, 21 Okt 2024 - 12:56 WIB