Mahasiswa Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP) menyelenggarakan kegiatan edukatif yang penuh makna bertajuk “Sekolah di Ujung Jalan.”
TRIBUNCHANNEL.COM – Undip Semarang – Sekolah di ujung jalan membawa nilai menabung ke tengah komunitas, Dalam upaya mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan antara akademisi dengan masyarakat, mahasiswa Program Studi Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP) menyelenggarakan sebuah kegiatan edukatif yang penuh makna bertajuk “Sekolah di Ujung Jalan.”
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Rubbik School, sebuah komunitas pendidikan informal yang berkomitmen menyediakan akses belajar bagi anak-anak dari lingkungan marjinal di Semarang.
Rubbik School sendiri hadir sebagai ruang belajar alternatif yang ramah, terbuka, dan inklusif, khususnya bagi anak-anak yang menghadapi keterbatasan dalam mengakses pendidikan formal. Melalui program ini.
Kami ingin menghadirkan pendidikan yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga menyentuh aspek kehidupan sehari-hari yang sangat relevan, yaitu edukasi finansial sejak dini.
Pada hari Senin, 9 Juni 2025, di kawasan binaan Rubbik School, anak-anak diajak untuk belajar sambil bermain mengenal nilai uang dan menumbuhkan kebiasaan menabung.
Kegiatan dimulai dengan perkenalan hangat dari fasilitator, kemudian dilanjutkan dengan sesi interaktif yang mengasyikkan seperti cerita singkat tentang pentingnya menabung, permainan tebak harga barang, serta simulasi penggunaan uang harian yang membuat anak-anak semakin antusias dan memahami konsep pengelolaan keuangan secara sederhana.
Puncak kegiatan adalah workshop kreatif membuat celengan dari botol bekas, di mana anak-anak bebas mengekspresikan kreativitas mereka dengan menghias celengan menggunakan cat, origami, dan berbagai bahan dekoratif lainnya. Momen ini tidak hanya mengajarkan nilai menabung, tetapi juga mengasah imajinasi dan keterampilan motorik anak-anak.
Acara ditutup dengan sesi refleksi, mengajak anak-anak membayangkan impian mereka, “Kalau bisa menabung, kalian mau membeli apa?” Jawaban-jawaban polos dan penuh harapan dari anak-anak menjadi pengingat bagi kita semua bahwa edukasi sejatinya bukan hanya tentang angka dan teori, melainkan juga tentang menumbuhkan mimpi dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Melalui “Sekolah di Ujung Jalan,” kami percaya bahwa pendekatan edukasi yang komunikatif, menyenangkan, dan dekat dengan kehidupan sehari – hari mampu membangun ikatan kuat antara dunia akademik dan komunitas.
Pendidikan tidak harus selalu dimulai dari ruang kelas yang formal, kadang, cukup dari ujung jalan, dimana harapan dan semangat belajar tumbuh dengan alami dan tulus.
Semoga program ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus memperluas akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Penulis Alifia / Red